Parfum Gulali (Bagian 5)
September 16, 2013
Casts: Ahn Seung Ah,
Kim JoonMyun, Kim MinSoek, Do Kyungsoo, Kim JongDae
==============================================================
Segera
aku slide tombol kunci yang ada di
ponsel milikku untuk menjawab panggilan seorang yang kutebak bergender lelaki bernama Kim Jong Dae ini.
“Halo”
“Halo,
Eun ji-ah” suara berat namun terdapat
sedikit nada cempreng lelaki itu menggetarkan gendang telingaku.
“Ya?”
“Aku
jemput kamu dari apartemenmu tiga puluh menit lagi ya? aku akan berangkat setelah
menutup telepon ini.” Aku masih terpaku dengan ucapannya. Buat apa dia kemari? Siapa lagi pria ini?
“Apa?
Buat apa?”
“Heh,
kamu amnesia atau pikun? Hari ini kan kita ada pertemuan rutin komunitas
fotografi seperti biasanya kan? Oya, untuk pertemuan hari ini teman-teman
sepakat untuk mengambil tempat di daerah Mapo district. Nah, kita berangkat
bareng saja ya. kan rutenya lebih dekat kalau berangkat dari tempatmu.
Lagipula, kan aku sopirmu tiap hari kamis pagi hingga siang”
Aku
mendengarkannya antara bingung dan berusaha mencernanya
“Okay,
ingat 30 menit lagi aku sampai ditempatmu. Be
prepared. See u soon”
Biip…
Belum
sempat aku mengucapkan apapun, pria bernama Kim Jong Dae ini memutus telepon
kami.
Oke,
aku hanya punya waktu tiga puluh menit untuk bersiap-siap bertemu dengan pria
itu. Aku membongkar apa saja yang ada dikamar Eun Ji—maafkan aku lancang—aku
memang tak ada pilihan lain. aku membuka lemari kayu berwarna pink disalah satu
dinding kamar Eun Ji, namun aku tidak menemukan kamera dan kawan-kawannya.
Album foto! Ya, aku menemukan beberapa buah album foto tebal dilaci terbawah
lemari besar itu. didalam foto itu aku menemukan beberapa gambar menarik yang
kuyakini merupakan hasil bidikan Eun Ji. Gadis ini memang cerdas, lihat saja
beberapa objek gambar yang diambil menjadi sangat indah dan menarik mata dalam
berbagai ukuran bentuk jpg di album ini. Pencarianku berlanjut untuk menemukan
sebuah kamera milik Eun ji. Paling tidak. Aku membuka laci meja rias Eun Ji
yang terbilang cukup besar dan sedikit berlebihan untuk gadis berusia 22 tahun
sepertiku. Aku berharap menemukan sesuatu disana.
Jackpot!
Tepat sasaran.
Aku
menemukan sebuah kamera Canon besar dengan beberapa macam lensa berjejer rapi juga
di samping kanan kamera itu. Sayangnya, aku tak tahu bagaimana cara membidik
sasaran gambar. Aku mengutak-utik beberapa tombol dan memutar-putar lensa yang
merupakan kunci untuk memfokus tidakkan sebuah objek. Aku mencoba belajar kilat
menggunakan kamera besar berwarna legam itu. Setelah beberapa saat lamanya
nyatanya waktu menunjukkan meraih 30 menit semenjak aku menutup telepon dari
Jong Dae, hingga terdengar suara bel rumah pertanda seseorang memencetnya
berusaha masuk ke apartemen ini dengan sopan.
Pasti Jong Dae sudah
sampai
Aku
langsung memasukkan kamera itu serta beberapa lensa yang kupilih asal kedalam
tas denim-ku, disana kukeluarkan botol parfum gulali kosong dan menaruhnya
perlahan diatas meja rias Eun Ji. Kemudian berlari kearah pintu utama
apartemenku.
Namun,
sebelum aku benar-benar dapat menggapai gagang pintu, suara seseorang
mengagetkanku dan membuatku menoleh kebelakang.
“Kau
mau kemana, Eun Ji-ah?” Channie
berdiri tepat dibelakangku dengan kedua tangan menyilang didepan dada lebarnya.
Dan… ekspresinya tidak langsung menunjukkan wajah senyum sumringah seperti
biasanya.
“A
… aku mau bertemu teman-teman komunitas fotografi, Oppa. Kau tahu komunitas itu
kan?” jawabku yang kuyakini bernada cemas, aku yakin oppa mengetahui komunitas
itu.
“Dengan
Jong Dae? Katakan dia akan menjemputmu!” Deg! Selidikan Channie melalui
pertanyaannya membuat kepalaku sedikit pusing. Apa dia akan marah? Tapi kenapa harus?
“I
… Iya. Kenapa?” nafasku tercekat sesaat
Tetapi
diluar dugaan, Channie tersenyum lega setelah aku menjawabnya
“Eun
Ji, kenapa kau terlihat takut padaku akhir-akhir ini? Apa aku terlihat
menyeramkan bagimu? Kau yakin tak apa-apa?. Ya sudah, Oppa lega kalau Jong Dae
mau menjemputmu.”
Aku
tersenyum setelahnya, gagang pintu itu akhirnya terbuka. Didepanku kini
kutemukan seorang lelaki yang tingginya kuperkirakan tak lebih dari 18
centimeter dari puncak kepalaku itu memandangku dengan senyum sangat lebar.
Lelaki ini imut sekali. Seringai senyumnya yang lebar menarik minatku untuk
ikut tersenyum padanya. “Ehemm..” Channie berdehem ringan diantara tatapan yang
aku dan Jong Dae lakukan.
“Jong
Dae-ah, tolong jaga Eun Ji ya. kau
tahu kan dia akan bahaya kalau tak ada seseorang disampingnya, paparazi
dimana-mana.” Channie mengatakannya dengan senyum lebar menawana seperti
biasanya.
“Aku
mengerti, hyung. Serahkan saja
padaku. Hehehe”
“Aku
percaya padamu, Jong Dae-ah. Oya,
jangan pulang lebih dari pukul 5 sore ya. karena Eun Ji akan menjadi bintang
tamu di acara variety show pukul
setengah delapan nanti.”
“Baiklah.
Siap!” Jong Dae lagi-lagi menjawabnya dengan semangat, aku hanya mengangguk
lesu dan mengikuti langkahnya meninggalkan apartemen dan Channie dibalik pintu
untuk menuju elevator keluar dari gedung ini.
~
Perjalanan
yang aku dan Jong Dae lakoni selama 40 menitan akhirnya sampai ditempat tujuan.
Disepanjang indera penglihatanku tangkap, yang terlihat adalah pemandangan alam
terlampau indah untuk tak kucerna masuk kemata. Sepanjang mata memandang, yang
terlihat hanyalah carut marut bebetuang ditanah yang kurasakan dingin. Dengan
refleks, kutekan shutter canonku dan
memfokuskan bidikan melalui teropong kecil di tanganku.
Klik …. Klik… hanya
itu yang terdengar dari cuping telingaku.
“Selalu
muncul rakusnya kalau melihat pemandangan masygul. Sangat Eun Ji.” Suara Jong
Dae menyela suara klik-an yang kuciptakan. Aku mengernyitkan dahi menanggapi statement pria ini.
“Lihat
bidikanmu dong, Nona.” Dan tanpa aba-aba, Jong Dae merebut Canon bermonyong panjang yang semula kugenggam. Beberapa detik
kemudian terdengar ia bercelicir “Waww… ini nih yang selau bikin aku iri
denganmu, Eun Ji-ah”.
Aku
mengambil paksa kameraku.
Mulutku
sendiri membentuk ‘O’ tatkala tampilan beberapa gambar muncul dari balik layar
persegi mungil milikku. Apa benar aku
yang melakukan ini semua?!!!
“Eun
Ji-ah, kau hebat!” beberapa jemari
Jong Dae menyentuh jemari-jemariku ketika mengatakannya. Membuat hatiku
berdesir.
~
Eun
Ji-ah, kau ada waktu tidak dua jam
sebelum jadwal syuting kita?
Aku langsung menjawab pesan singkat dari Do
Kyungsoo dengan jawaban,
Aku
tak ada acara dua jam sebelum syuting WGM. Kenapa?
Tak sampai dua menit handphone-ku kembali bergetar. Muncul satu pesan lagi dari Kyungsoo
Baiklah,
aku tunggu kau di J-Co dekat lokasi syuting. sepuluh menit lagi aku berangkat
kesana. Sampai jumpa, Eun Ji-ah.
-
“Dengar, Eun Ji-ah. Aku benar-benar meminta maaf padamu diatas nama fansku. Aku
tahu dari internet bahwa tak sedikit dari mereka melontarkan kata-kata konyol
padamu. Aku mohon kau tak mengindahkan mereka, Eun Ji-ah.” Kyungsoo memberondongku dengan kalimat panjangnya, kemudian ia
meneruskan kembali
“Aku benar-benar minta maaf.”
“Sudahlah, Kyungsoo. Aku memakluminya. Tak
usah khawatir begitu, hujatan mereka tak aku ambil hati kok.” Ujarku
menenangkannya.
Aku memang benar-benar tak mengubris
beberapa hujatan dari fans Kyungsoo yang membludak banyaknya itu. Dan tak
sedikit dari mereka yang menafsirkan diri sebagai anti Eun Ji. Selama aku
sendiri mempunyai fans, apalah arti anti fans seperti mereka.
“Sudah tenang saja. Aku masih punya banyak
fans yang mendukungku. Ini kan salah satu resiko dari tantangan pekerjaan yang
kuambil, Kyungsoo.” Aku masih berusaha meyakinkan diri karena Kyungsoo masih
terlihat bersalah padaku.
“Eun Ji, kau sudah punya kekasih?” Aku
terhenyak dengan pertanyaan Kyungsoo kali ini.
“Kekasih? Belum. Kenapa?”
“Ah, tak apa. Pantas saja kau terlihat menghayati
sekali aktingmu di WGM ini.” Ujarnya membentuk senyum uniknya.
Aku menyesap cappucino yang kugenggam.
~
“Eun Ji-ah,
Oppa pikir sudah saatnya kau tahu semuanya.” Chanyeol menatapku serius.
Saat ini suasana apartemen sangat sepi. Tak
ada suara sekalipun selain suaraku dan Chanyeol. Karena volume televisi yang
kami tonton pun sangat pelan. Entah mengapa seluruh penghuni apartemenku tega
meninggalkanku sendiri bersama Chanyeol malam ini.
Chanyeol yang semula duduk berdempetan bahu
denganku pun memiringkan dirinya menghadapku sedikit ketika mengatakannya.
“Tentang apa?”
“Kau akan tahu nanti.”
“Besok jam 10 pagi aku ajak kau ke RSJ Jeongdoe
di distrik Gangnam”
“Tapi bukankah besok aku ada jadwal …”
“Mereka menunda esok harinya. Salah satu
perwakilan dari drama yang kau ambil peran besok sudah memberitahuku bahwa jadwal
syuting akan di undur satu hari karena ada masalah teknis dadakan.”
“Tapi kenapa harus di RSJ Jeongdoe, Oppa?”
Chanyeol merubah kembali posisi duduknya.
Kembali menghadap lurus layar televisi dan memencet berkali-kali tombol remote control yang ia pegang.
“Kau akan tahu sendiri besok.” Jawabnya.
Masih tak memandang kepadaku ketika mengatakannya.
Dan aku sungguh tak tahu apa makna ekspresi
Chanyeol malam ini.
Ia berbagi setengah selimut warna biru
langitnya untukku, kami berdua memakai satu selimut dan menonton acara televisi-yang-entah-apa.
Aku tak begitu memperhatikan acara televisi di depan kami. Yang aku pikirkan
hanyalah ‘Mengapa besok oppa membawaku ke RSJ Jeongdoe? Kenapa harus ke rumah
sakit jiwa?’
4 komentar
Oke. Semakin ke sini semakin menarik.
ReplyDeleteAnyway ff ini akan sampai berapa part? ini masih yg kelima dan aku masih gak tahu gimana ending dari series ini. Apalagi si Seung Ah yg menjadi tokoh Eun Ji dalam part ini harus menuju rumah sakit jiwa. Untuk apa ke Rumah sakit Jiwa. Gak ada tempat lain apa? Jangan-jangan Eun Ji gila? atau Yeol yang gila?
Ah tauk ah gelap.
Ah dan as you said..tentang kamu yang tidak pernah mendapatkan feel ketika menulis tokoh D.O. Mungkin karena anak itu terlalu imut kali samapi-sampai gak ada feel setiap kali nulis tentangnya. Lagipula muka se unyu gitu ikutan WGM? Ya Tuhan...bakal jadi kayak gimana itu WGM?
Well ... karena masih gelap tentang gimana Seung Ah selanjutnya....maka aku akan selalu setia untuk menunggu part keenam dari Parfum Gulalimu guna mengetahui lanjutan dari serial ini.
Kiss & Hug :*
hhahaha. terimakasih terimakasih :*
Deletehahaha, rahasia dong. dulu aku pernah ngebocorin ke kamu kalo serial ini bakal sampe part 6 kan? ato sepanjang2nya sampe part 7 ato 8 lah. yah, kita liat saja nanti.
tentang siapa yang gila akan kau ketahui di part ke 6. hahaha
ah, mungkin karena dia terlalu imut kali ya. dan God! aku baru ngeh waktu baca kritikanmu tentang kenapa D.O harus aku buat jadi partner WGM.
semoga cepet bisa update nanti. udah aku cicil selembar kok.
di part 6 nanti bakal tahu sebenarnya gimana perasaan Chanyeol dan kenapa Chanyeol milih ngajak Seung Ah ke Rumah sakit jiwa.
hohoho....
Ahhh, ternyata belum tamat >.<
ReplyDeleteSebenarnya bakal jadian sama sapa Lii >.<
Hmm, aku juga punya pkiran yg sama dgn mbenar. Apa jangan2 yang gila Channie?
outline aku rubah, Tun. padahal semula outline yg kubuat bakal ada 6 atau 7 chapter cumaan, tapi karena ada kehadiran chanyeol disini jadi yaa... aku nambah chapter deh.
Deletedi chapter ke6 ntar bakal tau siapa yang gila dan siapa channei bagi seung ah.
see you in next comment >O<