ENCHANTED
August 25, 2014
===================================================================
Please don’t be in love with someone else, please don’t have
somebody waiting on you – Taylor Swift, Enchanted-
Malam
ini aku merindukan seseorang. Ya, seseorang yang dapat memancarkan cahaya
secerah mentari namun dapat membekukanku ketika berhadapan dengannya. Seseorang
pemilik mata indah yang membuatku mencandu untuk menatapnya. Dan lengkung
senyuman khas pemancar pesona rembulan yang membuat mataku tak mampu beralih
menatapnya hingga aku pun selalu tertular olehnya, yang membuatku
memfavoritkannya
Dia
satu-satunya yang sukses membuatku meleleh untuk apapun yang ia miliki.
Senyumnya
hingga tawanya yang terbahak-bahak dan lebar,
Ketika
lelaki itu tertawa sangat lebar, aku selalu merasakan angin disekitarku
berhenti. Seakan menyaksikan diriku yang terpana olehnya.
Ekspresi
mengantuknya,
Wajah
seriusnya ketika menari maupun ketika berusaha memenangkan sebuah game online,
Aku
menyukai semuanya. Dirinya telah membuatku mengukir indah namanya di lubuk
hatiku yang terdalam. Well, aku
jadi teringat kala kencan pertama pertama kami.
-
Lelaki
itu terlambat datang waktu itu, Yap sial memang it was really no fun if our
boyfriend came late in the first date. Aku ingat sekali apa yang ia lakukan dan
ucapkan padaku waktu itu; lelaki itu memelukku, membiarkanku mendengarkan degub
jantungnya yang keras. Kemudian berkata padaku, “Sebelum bertemu denganmu, tempo
detak jantungku lebih cepat dan kencang dari ini. jadi tadi aku putuskan
lari-lari kecil sebelum berangkat menemuimu….” Setelah itu ia melepaskanku dari
dadanya, kemudian memegang kedua pipiku dan melanjutkan kalimatnya, “Tapi
ternyata tadi aku terjebak macet, Sayang. Maaf yaa..”.
-
Dia
memang menyebalkan terkadang. Namun aku tetap mencintainya, terlebih ketika ia
mulai merayuku dengan segala tindakan dan kata-kata manisnya yang membuat dadaku
berdetak lebih kencang hingga membuatku tak mampu mengangkat wajah menatapnya.
I miss you
Tiba-tiba saja jari-jemariku menuliskan
kalimat itu dan mengirimkan padanya. Membayangkan dirinya membaca pesan singkat
dariku berisi kalimat ajaib itu saja sudah membuatku berdebar dan merona. Apalagi…
I miss you too. Soo badly. I’ll come
shortly!!! Wait for me :x
Tak sampai 15 detik, ia membalas pesanku. Aku
kembali membayangkan kekasihku. Tentang rambut cepaknya yang selalu membuat
jemari-jemariku gemas ingin mengacak atau sekedar mengelusnya, tentang matanya
yang terkadang memunculkan kilatan cahaya memabukkan hingga memunculkan
ekspresi bak anak kecil ketika mengantuk, tentang hidungnya yang besar dan
membuatku tak sekali—dua kali mencubitnya, tentang sepasang rahang yang
terlihat kokoh dan gagah hingga membuatku nyaman menengadah menatapnya ketika
aku bersandar di bahunya, tentang bibirnya yang … ah …. Membisikkan kata-kata
manis padaku dan membuatku mencandunya, tentang bahu lebarnya yang menjadi
favoritku, tentang tangannya yang kekar dan membuatku nyaman digenggamannya.
“Hai!!” tiba-tiba lelaki itu telah berada
didekatku setelah beberapa saat aku menunggunya, ia melingkarkan lengannya pada
pinggangku. Memelukku erat. Menyandarkan dagunya pada bahu kananku, membuat
pipi kami bersinggungan.
Dia, … Kim Jongin, telah melakukan semua
itu.
Lelaki yang membuatku gila. Mengenalkan pada
cinta dan bagaimana rasanya disayangi secara utuh.
Jadikan aku wanita yang akan selalu kau sayangi, Kim Jongin
0 komentar