Etnis Rohingya di Myanmar butuh uluran tangan
July 28, 2012
Etnis minoritas menjadi salah satu masalah tersendiri
yang hingga saat ini menjadi momok karena pada umumnya mereka mendapatkan diskriminasi oleh
masyarakat mayoritas lainnya tempat etnis minoritas tersebut berdomisili. Keanekaragaman
manusia yang terdiri dari berbagai etnis seharusnya menjadi kekayaan budaya tersendiri
bagi setiap Negara entah etnis tersebut merupakan minoritas ataupun mayoritas. Diskriminasi
dalam kehidupan social tak seharusnya terjadi karena diskriminasi menentang hak
setiap manusia untuk hidup tenteram dibagian bumi manapun mereka tinggal.
Banyak sekali kasus etnis minoritas disuatu Negara
bahkan daerah yang di-anak tirikan oleh masyarakat sekitarnya entah karena segi
fisik, budaya, bahkan agama mereka yang berbeda dengan kelompok mayoritas.
Suatu berita penindasan kelompok etnis Rohingya
di Myanmar. Sebelumnya saya akan memaparkan apa yang telah dialami oleh etnis
Rohingya.
Ketidak pedulian masyarakat maupun pemerintah
Myanmar dalam masalah ini membuat dunia berseru ria menyuarakan hak-hak
kemanusiaan maupun membela saudara-saudara seiman mereka di Myanmar. Pembantaian
tak manusiawi tersebut sangat menarik perhatian saya, aktivis ASEAN asal
Indonesia yang berdemonstrasi di depan gedung sekretariat ASEAN, mereka menyuarakan suara kemanusiaan
untuk pemerintah Myanmar agar tak melakukan deskriminasi untuk warganya
sendiri. Mereka menuntut Myanmar tidak menjadi
ketua penyelenggaraan SEA Games 2013.
Jusuf Kalla, mantan wakil presiden periode
pertama presiden Susilo Bambang Yudhono, memaparkan bahwa tak seharusnya
pemerintah Myanmar melakukan deskriminasi bagi rakyatnya sendiri. Beliau juga menambahkan Indonesia bias saja menyuarakan diplomasi dan berperan
membantu etnis Rohingya tersebut, salah satunya PMI (Palang Merah Indonesia)
yang diketuai sendiri oleh JK.
Ketua presidium Ikatan Cendekiawan Muslim
se-Indonesia, Prof. Nanat Fatah Natsir juga mengkritik sikap Aung San Suu Kyi yang
mengunci mulut dan langkahnya dalam hal ini. "Dia peraih nobel perdamaian dan sempat mengalami sendiri
intimidasi dan penindasan yang dilakukan junta militer. Mengapa sekarang diam
saja?" ujar
Nanat seperti yang dilangsir oleh Antaranews.com pada sabtu 28-juli-2012
Nanat menambahkan sikap
pemerintah Myanmar yang menindas etnis Rohingya tersebut sangat bertentangan
terhadap piagam PBB dan ASEAN
Hingga saat ini sebanyak
117 warga etnis Rohingya yang telah mengungsi di Indonesia, menurut badan migrasi Indonesia.
Sumber :
0 komentar