PERKEMBANGAN UFORIA SASTRA

March 07, 2011

Menurut H.B. Jassin (Hans Bague Jassin), seorang bapak sastra Indonesia. Beliau mengemukakan bahwa kategori perkembangan sastra di Indonesia terbagi menjadi 4 bagian yaitu, angkatan Balai Pustaka (1920-an), angkatan Pujangga Baru (1933), angkatan Pendobrak (1945), angkatan orde lama-sekarang (1966)
Angkatan 1920 atau biasa disebut angkatan Balai Pustaka terkenal dengan jaya-nya Novel karya Marah Rusli,dengan judul ‘Siti Nurbaya’ salah satu Prosa yang sangat terkenal hingga saat ini. Selain Marah Rusli, masih banyak penyair Indonesia pada jaman Balai Pustaka yang terkenal akan Puisi Modern ciptaan mereka diantaranya Muhammad Yamin, Roestam Effendi, Sanusi Pane. Selain Puisi dan Prosa, para penyair penyair Indonesia juga telah mengenal Drama kala itu, bahkan penulisan drama telah dimulai sejak abad-19 atau 1900 M tepatnya 1901 M.
Pada angkatan ‘Pujangga Baru’ atau 1933, perkembangan sastra semakin melesat dibanding angkatan sebelumnya. Sastrawan terkenal pada masa itu salah satunya adalah Sutan Takdir Alisahbana dan Amir Hamzah. Puisi terkenal pada masa itu diantaranya karya Amir Hamzah, Sutan Takdir Alisahbana serta J.E. Tatengkeng. Salah satu judulnya adalah ‘Padamu Jua’ karya Amir Hamzah. Sementara itu Prosa paling terkenal pada masa itu berjudul Layar Terkembang, karya Sultan Takdir Alisahbana. ‘Bung Besar’ karya Misbach Yusabiran, ‘Domba-Domba Revolusi’ karya D. Sularto, ‘Pembenci Matahari’ karya Rahman Age, serta ‘Masyitoh’ karya Ajib Rosidi adalah sebagian kecil sastrawan Indonesia dibidang Drama pada angkatan Pujangga Baru.
Pendobrak, sebutan lain untuk angkatan 1945 dimana lahirnya beberapa karya sastra dari sastrawan-sastrawan Indonesia pada tahun kemerdekaan. Pada masa ini Chairil Anwar-lah yang menjadi tokoh sentral dengan karya fenomenalnya yang berjudul ‘AKU’beliau telah berperan penting dalam sejarah perkembangan puisi Indonesia, selain Chairil A. sastrawan lain dibidang puisi diantaranya Sitor Situmorang, Asrul Sani dan Harijadi S. Hartowardijo. Prosa pun semakin berkembang dengan munculnya karya sastra dari seorang cerpenis prosa yaitu Idrus, dengan ‘Dari Ave Maria ke Jalan Lain Ke Roma’ sebagai salah satu hasil kumpulan cerpennya, selain Idrul muncul juga novel karya Achdiat Karta Miharja yang berjudul ‘Atheis’, Kemudian pada tahun 1955 muncullah cerpen yang sangat terkenal yaitu ‘Robohnya Surau Kami’ karya Ali Akbar Navis (A.A. Navis). Sedangkan salah satu drama yang terkenal yaitu ‘Jaka Tarub’ karya Akhudiat.
Dr. taufik Ismail adalah tokoh sentral pada masa angkatan Orde Lama yang dimulai pada tahun 1966 dengan ‘Tirani dan Benteng’ sebagai salah satu buah karya beliau. Selain Taufik Ismail, beberapa sastrawan yang berperan dalam perkembangan puisi diantaranya Slamet Sukirnanto (1966-an), Emha Ainun Nadjib (1970-an), Rusli Marzuki Saria (1990-an), Nenden Lilis Aisyah (2000-an). Perkembangan Prosa juga ditandai dengan lahirnya novel dengan judul ‘Merahnya Merah’ buah karya Iwan Simatupang selain itu muncul juga novel dengan Judul ‘Harimau! Harimau!’ karya dari Mochtar Lubis (1975). Sedangkan salah satu hasil drama yaitu ‘Perempuan Dalam Kereta’ hasil karya Hamdy Salad.
Karya sastra di Indonesia memang selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa. Terbukti dengan adanya pembagian karya sastra dengan 4 jenis angkatan yang telah disebutkan diatas. Sebagai tambahan informasi, Indonesia telah lama sekali mengenal Uforia sastra bahkan sebelum angkatan Balai Pustaka atau biasa disebut karya sastra lama. Namun kenyataannya hanya sedikit hasil karya sastrawan yang lahir sebelum angkatan Balai Pustaka tersebut dipublikasikan, menurut penulis salah satu faktornya adalah karya sastra tersebut bersifat anonim atau tak diketahui nama pengarangnya.

You Might Also Like

0 komentar