[DRIBBLE] Ketumpahan

May 24, 2016



Andini menaikkan kacamata kotaknya yang sedikit menurun. gadis itu duduk dan merapikan beberapa sulai nakal warna kecoklatannya ke belakang telinga. disusul dengan gerakan membuka laptop.


"Rambutmu terlalu tipis dan lurus sih. Beli produk mengembang rambut kok, semacam baking soda gitu.", Komentarku melihat tingkahnya. teman disampingku ikut tertawa mendengarnya.

"Sibuk banget lah sama rambutku", jawabnya pura-pura ketus.
aku menyiduk yoghurt original dihadapanku, merasakan sensasi dingin bertemu dengan rasa yoghurt yang asem-asem manis. 

"Minum kopi dulu, Dini.", tegur Nana, gadis yang duduk di sampingku.. 
Namun tanpa mengindahkan teguran Nana, Andini hanya mnegerucutkan bibirnya dan berkata, "Sebentar dong".

lalu gadis itu kembali berfokus diri di depan layar laptopnya, entah kali ini apa yang membuat seluruh konsentrasinya tertuju pada 'buku modern' itu.

"Andini, udah diperingatin Nana tuh, kita udah janjian sarapan bareng disini. lain kali kita janjian nggak usah bawa elektronik aja lah sekalian, jarang-jarang loh kita kumpul bertiga gini", kataku protes berat.

"Iya, deh", respon Andini, aku tersenyum dan memberikan high-five padanya.

Gadis itu mengambil secangkir americano yang semula terletak di samping laptop kesayangannya. dua bola matanya masih melirik ke arah layar 14 inci, sedangkan tangan kanannya yang berusaha mengambil cangkir kopi itu sepertinya terlihat tidak stabil. aku bahkan menghentikan sejenak aktifitas menikmati yoghurt favoritku alih-alih menatap sahabatku itu dengan khawatir. perasaanku mulai tak enak, tangannya sedikit bergetar, dan Andini masih saja tak awas. layar laptop masih saja mendominasi konsentrasinya.

Hingga... saat ia ingin mencucuh ujung cangkir itu, tangannya bergerak tidak tepat. mengakibatkan cairan hitam manis sekaligus pahit itu tumpah, mengenai keyboard laptopnya. Andini membeliak kaget. demikian juga aku dan Nana yang begitu shock.

segera seorang pelayan terdekat membantu kami berusaha menyelamatkan laptop Andini. si pelayan membawa laptopnya di bawah angin kipas. 

"Huwaaa, laptopku!!" pekik Andini. telat sekali.

"Udah kita berdua peringatin kan?!" kataku sembari memutar mata. Nana menepuk-nepuk bahu Andini dengan eskpresi kasihan berusaha menenangkan.

You Might Also Like

0 komentar