(Ficlet) XOXO for Byun

October 04, 2013


============================================

Malam semakin kelam, para tamu undangan yang semakin menipis jumlahnya memberikan kesan bahwa gedung dimana kakiku berpijak ini memang amatlah besar dan megah dengan langit-langit menjulang penuh ornamen.

Aku memperhatikan suasana ruang pesta itu dibalik jendela kaca yang memisahkan antara ruang utama pesta dan ruang mungil yang kini kutempati. Didalam ruang tunggu mempelai perempuan.

Disini terkumpul dua mempelai, keluarga dan kerabat dekat, juga beberapa sahabat yang masih enggan meninggalkan gedung ini. Tak banyak suara yang dapat didengar disini, kecuali isakan tangis dan kata maaf yang terus terlontar.

Disudut dekat pintu, nampak mempelai lelaki berdiri disalah satu dinding dekat pintu, ia memakai suit tuxedo yang amat pantas dipakainya karena tubuhnya yang jangkung dan dadanya yang bidang. Bros mawar merah tersemat cantik didada kanannya. Nampak pula beberapa lelaki berdiri dikanan kiri si mempelai pria berusaha menyalurkan kekuatan untuknya.

Aku berdiri disamping mempelai perempuan yang sedang terisak dikursi empuk warna merah bak tuan puteri. Gaunnya yang indah seakan ikut larut dalam kesedihan perempuan itu. Tiara mungil yang semula tersemat diantara rambut dan kain transparan penutup kepala pun ia lepaskan dan ia genggam ditangan kanannya. Aku dan para perempuan lain yang ada diruangan itu mengerubungi si mempelai seraya menenangkannya.

Di dekat kursi puteri itu nampak Baekhyun bersimpuh lutut didepan mempelai perempuan. wajahnya nampak memelas dan lelah. Aku dapat melihat genangan air mata dikedua matanya yang sedikit memerah. Namun, ia egois sekali tak membiarkannya menetes sedikitpun. Ya, matanya memang makin memerah namun tak dapat mengalahkan merahnya wajah dan kedua telinganya. Dari sorot matanya, dapat kukatakan bahwa lelaki bernama Baekhyun itu sedang menyimpan rasa kesal, marah, sedih, kecewa, dan penyesalan yang mendalam.

“Maafkan aku, kak.” Entah sudah berapa kali Baekhyun mengucapkan kalimat itu padanya. Namun hanya isakan tangis yang ia dengar.

“Aku benar-benar tak menyangka akan terjadi seperti ini. Sungguh. Maafkan aku.” Lanjutnya. Masih dengan posisi yang sama.

“Bagaimana bisa hal ini terjadi? Apa yang mereka pikirkan?!” aku menoleh ke sumber suara. Kakak sepupu Baekhyun lah pemilik suara itu.

“Aku tahu EXO terkenal dan banyak yang mencintai mereka. Tapi haruskah sampai seperti ini?” Tante Baekhyun yang kini memeluk Ibu Baekhyun ikut menyuarakan kekecewaannya.

Lama kami terdiam. Aku masih memeluk dan mengelus lengan perempuan yang kini masih mengenakan dress putih mewah ini.

“Aku ingin sendiri. Sendiri saja.” Ucapnya tiba-tiba.

“Uhm, aku pamit dulu.” Suho akhirnya bersuara setelah sekian lama berdiri diantara Baekboem, kakak Baekhyun, dan Kai.

“Aku juga pamit dulu. karena sudah sangat malam dan aku pakai bis umum.” Aku akhirnya ikut pamit kepada seluruh keluarga dan teman dekat kedua mempelai yang masih memilih berada di gedung itu. aku memeluk mempelai itu sesaat dan mengusap pelan punggungnya, berusaha menyalurkan kekuatanku padanya.

“Aku juga.” Ucap Kai seusai memeluk Baekboem.

“Baek, aku pamit.” Ia menepuk bahu Baekhyun dan memeluknya sesaat.

“Setelah ini kupastikan semua sassaeng fans tahu betapa salah perbuatan mereka.” Tao berjalan mendekati Baekhyun ketika mengatakannya.

Aku berjalan pelan menuju pintu keluar, tenagaku seakan ikut terkuras setelah berusaha menenangkan kedua mempelai dan keluarganya. Kejadian hari ini memang sungguh keterlaluan dan tak masuk akal.

Kusapa dua penjaga pintu utama gedung itu dengan seulas senyum. Entahlah, aku juga merasa tak enak jika tak pamit mereka juga. Mereka sudah berjasa menjaga pintu masuk dan keluar pesta ini kan?.

Seseorang menghentikan langkahku dengan meraih lengan kiriku.

Kai.

“Kita pulang bareng saja.”

“Tidak apa-apa?” Aku tahu Kai semakin sibuk akhir-akhir ini, dan juga fansnya yang kupastikan berjubel dimana-mana. Jadi aku selalu menanyakan ‘tak apakah’ jika ia bersamaku atau sekedar mengantarku pulang.

“Besok, jadwalku sore. Latihan rutinnya ditiadakan khusus besok. Boleh kan?”

Aku mengangguk. Membiarkan lelaki itu berjalan disampingku. Lengan kirinya mengamit pergelangan tanganku. Kami berjalan menuju lobi.

~

Sepanjang perjalanan kami berdua tak banyak bicara. Masih larut dengan kejadian yang baru saja menimpa pernikahan kakak kandung sahabat kami.

“Haruskah seperti itu untuk menunjukkan bahwa mereka fans Baekhyun?” aku bertanya tiba-tiba. Kai yang sedang mengemudi memlih diam. Dia tak dapat menjawab sepatah kata pun. Mungkin.

Setelah itu aku tak bertanya apapun padanya. Hingga keempat roda yang membawa kami berhenti diparkiran apartemenku.

~

“Kuambilkan minum juga ya?” sebenarnya tanpa bertanya pun dia akan mau meminum apapun yang aku berikan padanya, namun entah mengapa kesunyian diantara kami malam ini membuatku lebih cerewet.

“Boleh.” Jawabnya. Tangannya memencet remot televisiku acak.

Kuberikan segelas mineral itu padanya yang duduk di sofa tunggal dekat televisi, sedangkan aku memilih duduk di salah satu sudut sofa panjang yang memiliki jarak terdekat dengan sofa tunggal yang diduduki Kai.

Air itu kuhabiskan dalam sekali tenggak. Aku sungguh dehidrasi meskipun tak berkeringat malam ini. kurasakan perutku semakin tertekan dan dadaku sesak.

“Kai, aku kekamar dulu. Ganti baju.” Lelaki itu hanya menjawab dengan anggukan dan masih memfokuskan dua matanya pada layar televisiku.
Memang. Kejadian tak mengenakkan tadi sungguh membuatku merasa korset yang mendukung dress yang kupakai semakin sesak saja. Jadi aku melepaskannya dan membiarkan dada dan perutku bebas. Kuganti gaun peach yang semula kukenakan dengan baju santaiku.

~

“Nonton apa?” Kai menoleh padaku setelah sebelumnya tak menyadari kehadiranku yang sudah kembali duduk di sofa. Memeluk salah satu bantal sofa ungu kesukaanku.

“Entahlah tak ada yang bagus.” Ia melonggarkan dasinya. Aku kembali berdiri untuk mengambil jasnya dan kumasukkan ke keranjang laundryku.

“Kai … ” Panggilku seusai kembali dari ruang laundry.

“Bagaimana perasaanmu tentang kejadian yang melibatkan fans kalian tadi?”

“Kacau. Marah. Kecewa. Amat kecewa.”

Lelaki itu kemudian berpindah duduk disebelahku.

Kami terdiam beberapa saat.

Hingga kemudian Kai akhirnya berbagi cerita padaku bahwa ia pun teramat sangat kecewa. Ia menceritakan betapa bahagianya Baekhyun ketika bercerita kakaknya akan menikah dan mengundang kami semua member EXO sebagai salah satu tamu istimewa diacara itu. Baekhyun dan kakaknya, Baekboem, sangat dekat. Itulah mengapa Baekhyun sangat menyayangi kakak lelaki satu-satunya itu.

“Itulah mengapa aku tak heran ketika aku tahu betapa merahnya wajah dan telinga Baekhyun. Kalau fans-fans kalian itu laki-laki, Baekhyun pasti sudah menghajarnya. Mungkin.”

“Tapi fans berharga bagi kami.” Aku mengangguk mantap menanggapi jawaban Kai.

“Kau tahu? Hal yang membuatku terasa merasakan sedikit kekecewaan kakak Baekhyun saat ini?”

Aku menoleh padanya. sedikit mendongkak keatas demi memperhatikan dua mata berbola coklat tua yang sedikit menukik keatas di kedua sudut luarnya.

“Kak Beom sengaja memilih tanggal pernikahannya sesuai tanggal lahirnya.” Jawaban Kai membuat sedikit genangan dikedua mataku.

“Pernikahan itu sangat berarti baginya. Baek pernah bercerita betapa ia sangat mencintai isterinya.” Lanjutnya.

“Aku sangat menyesalkan sesuatu hingga saat ini.”

“Apa, Kai?”

“Seharusnya sebagai sahabat, aku mengingatkan Baek dan Kak Beom agar menambah bodyguard untuk berjaga-jaga. Harusnya kami belajar dari pengalaman sebelum-sebelumnya.”

Kai bercerita betapa ekstrem cara fans fanatiknya untuk menunjukkan cinta mereka. Tak jarang mereka melukainya maupun member lainnya. Tidak. Tak hanya melukai bahkan dilecehkan. Kai menceritakan kembali apa yang ia pernah ceritakan padaku, aku tak bosan mendengarnya. Mengenai ia sempat jatuh dan membuat kakinya sakit karena diserang oleh fans ketika dibandara, mengenai Luhan yang paling sering dilecehkan, mengenai Xiumin yang kerap kali dianggap kencan homonya Luhan, Sehun yang dibuat berdarah kakinya, D.O yang matanya sempat sedikit bengkak karena kamera, dan kejadian-kejadian lain yang menimpa seluruh anggota exo. Terutama ketika mereka dibandara. Aku bahkan masih sangat ingat ketika Kai menceritakan, fansnya menaruh pembalut penuh darah didepan pintu dorm mereka. Aku yang saat itu sedang mengantarkan makanan kesukaan Kai juga beberapa makanan untuk member lain, harus rela membantu mereka membuang pembalut-pembalut itu. dan kejadian itu membuat kami semua terjaga semalaman, semua member termasuk Kai tak mengijinkanku pulang malam itu juga. Karena pasti masih banyak fans diluar sana. Dan memang masih banyak sekali ketika kami mengintip lewat cctv dorm.

“Kai, bagaimana jika aku korban berikutnya?” Aku menaruh kepalaku dibahunya.

“Tak akan kubiarkan.”

“Katamu fans berharga?”

Kai terdiam beberapa saat.

“Bagaimana jika saat kita menikah mereka juga akan mengacaukan pesta kita? Bahkan melukai salah satu dari kita?” Aku masih tak puas menanyainya.

“Semua sudah kupikirkan. Kita nanti menikah di negaramu saja. Tak ada sassaeng fans disana. Semuanya akan baik-baik saja.” Kai menjawabnya kemudian melihat dua mataku dengan dua matanya yang lebih sipit dariku.

“Bagaimana jika kemudian mereka terus menerorku? Atau mereka tak mau lagi menjadi fansmu karena kau menikah dengan wanita biasa-biasa sepertiku?” Kai memegang pipi kiriku dan mengelusnya.

“Pernahkah aku bilang kau ini wanita biasa? Sudah kubilang tak akan kubiarkan. Dan aku tak takut kehilangan fans macam mereka. Aku yakin aku masih punya banyak fans fanatik yang loyal dan masih menghormati kehidupanku.”

“kai. Aku ngantuk.” Aku memeluk lengannya rapat. Masih dengan kepala yang menempel dipundaknya.

Kai mengecup puncak kepalaku. Dalam kedua mata tertutupku masih dapat kudengar ia berucap I’ll never ever let you go.



—selesai—


You Might Also Like

1 komentar

  1. Akhirnya di posting jg...setelah mengalami hambatan karna tdk ada colokan serta wifi kampus yg ....

    Kasian baekhyun T.T
    Ah aku gak kuat ama adegan 'aku' dan Kai. Apalagi saat Kai ngomong kalo ia memilih untuk melangsungkan pernikahan di negeri si 'aku' krn sasaeng gak eksis di negeri itu. hihi
    Sini Kai ajak yg lain jg. tinggal di Indonesia aja. aman tentram damai sejahtera sentosa bahagia selamanya...

    Kutunggu postinganmu yg lain Lia..
    Kiss & Hug :*

    ReplyDelete