Love Puzzle - PROLOG

June 29, 2013



(Love Puzzle)
Cast: akan di reveal di per bab ceritanya ^^
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seoul, 13 Desember tahun ini
Pagi menjelang siang tanggal 13 desember, kota Seoul didominasi oleh warna putih yang memunculkan sensasi dingin disepanjang jalanan seluruh kota bahkan seluruh Korea. Ya, Seoul sedang mengalami musim dingin bulan ini. Jalanan tampak putih, matahari nampak enggan–enggan mengeluarkan kehangatan yang biasa ia pamerkan melalui cahayanya yang menyilaukan mata siapapun yang berani menantang melihat kearahnya.
Seorang gadis pemilik tinggi sekitar 160 cm berjalan lurus dengan mata menjurus kearah handphone yang digenggam, telinganya tertutup oleh sebuah earphone besar dengan bulu disepanjang sisinya berwarna merah muda. Gadis itu menyunggingkan senyum, masih dengan mata tertuju pada layar handphone, telinga tersumpal oleh headphone, dan langkah kaki ringan berbalut sepatu semi boot yang juga terdapat bulu diujung kedua sepatu tersebut. Langkahnya menuju sebuah kedai kecil penjual susu hangat. hari ini genap seminggu sejak awal kepindahannya ke Korea setelah sebelumnya bermukim di Perancis semenjak lahir. Dan semenjak itu pula ia seperti biasa yang gadis itu lakukan selama hampir seminggu terakhir ini dengan selalu menghabiskan waktu sebelum pukul 12 untuk duduk dibangku taman dengan ditemani segelas susu panas sebelum memulai ritualnya menghabiskan waktu di perpustakaan yang terletak dikampusnya hingga matahari mulai mengantuk dan berganti shift dengan rembulan. Gadis itu memang harus belajar lebih keras dari mahasiswa-mahasiswi Korea lainnya, ia masih belum terbiasa dengan tata bahasa Korea apalagi itu merupakan tahun akhir pendidikannya.
‘Ah, Jinjayo??’ serunya tiba – tiba dengan mata yang terbelalak lebar masih melihat kearah layar persegi panjang yang berada digenggamannya. Dua detik berikutnya salah satu kakinya dilayangkan keudara. Gadis itu terlihat sangat riang hingga hendak menerbangkan diri dan bergabung diantara udara yang dingin.
Namun..
Brukkk
Tubuh gadis tersebut sedikit terpental karena tiba – tiba tertabrak oleh seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya.
“Maafkan saya, Nona. Apa kau tak apa?” ujar lelaki yang langsung membungkukkan badan setelah menabraknya. Dengan tubuh masih sedikit linglung gadis tersebut juga membungkukkan badan membalas sang lelaki.
“Saya juga minta maaf karena telah menabrak anda, dan saya baik – baik saja. Terimakasih.” Gadis itu mendongkak kearah pria didepannya usai membungkukkan badan.    
Udara dingin yang semula selalu bergerak dan ramah menyapa pipi kedua gadis itu seakan ikut berhenti ketika gadis itu melihat kearah laki – laki didepannya. Lelaki itu sangat tinggi bahkan tinggi gadis tersebut hanya sebatas dadanya saja, rambut lelaki tersebut berwarna coklat muda dan memiliki sedikit poni yang menutup bagian atas dahinya, selain itu raut wajah lelaki itu pun nampak tegas dengan bentuk rahang yang terlihat kokoh, dibawah sepasang bibir tebal namun terlihat manis itu terdapat dagu terbelah yang dimiliki olehnya dan menambah nilai plus ketampanan laki – laki yang sedang berdiri didepannya saat ini. Mata, ya mata kedua lelaki tersebut seakan memiliki sebuah sihir yang memungkinkan gadis itu untuk terus menatapnya. Pria didepannya memiliki sepasang mata hazel yang sangat indah dengan garis mata yang tak terlalu sipit. Kulit pria tersebut tak termasuk ukuran putih bagi orang korea, kulitnya cenderung terlihat sedikit kecoklatan. Dan hal itu membuat si gadis semakin terpesona.
Cukup lama keduanya saling menatap satu sama lain, hingga.
“Nona, apa kau tak apa?” suara berat yang dimiliki oleh lelaki tersebut baru disadari oleh si gadis dan cukup membuatnya terkesiap dan sadar.
            Gadis itu merasakan darahnya tiba – tiba merangkak naik dan memunculkan rona pink dikedua pipinya ketika indera pendengarannya menangkap suara berat namun terdengar lembut yang dimunculkan oleh pria tinggi dihadapannya. Bukannya menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya, gadis tersebut malah berlari meninggalkan pria yang membuatnya menatap kearahnya selama beberapa menit dalam kebingungan.  
Apa – apaan yang barusan kulakukan? Tunggu, apa ini rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama?. ah, apapun itu aku tak mau mikir macam – macam, lagi pula aku ingin  meminum segelas susu panas dan segera ke perpustakaan menyelesaikan tugas akhirku.
Namun, masih terganjal dihatinya mengenai lelaki bermata indah yang baru saja dilihatnya.
***
“Aish, apa yang tadi kulakukan? Memalukan sekali. Dan kenapa Ahjumma memiliki pelanggan banyak sekali hari ini? Aku tak suka mengantri selama ini” gadis itu menggumamkan rutukan tak jelas dari bibir pinkishnya.
Gadis itu mengesek – gesek gundukan kecil salju yang menumpuk secara alami di tempat kakinya berpijak. Ia memainkan gunung salju kecil dengan ujung sepatu semi boots yang dikenakannya. Ia mencoba membongkarnya dengan ekspresi muka yang terlihat sedikit kesal. Nampaknya, tingkah si gadis kali ini membuat seseorang dengan mudah merebut posisi antriannya yang seharusnya mendapatkan segelas susu panas siang ini.
“Agassi, maaf sebelumnya tapi itu antrianku” ujar gadis tersebut kepada seseorang yang menyerobot antriannya. Namun gagal, kata – katanya tak dihiraukan oleh seorang wanita yang nampaknya 4-5 tahun lebih tua darinya, yang kini berada didepannya.
“Nona, segelas susu ini milik gadis ini. Harusnya kau mengantri dengan tertib” suara berat itu. Gadis tersebut mendongkak dan melihat pemilik suara yang tak terdengar asing baginya.
Lelaki tersebut mengambil paksa segelas susu dari agassi yang menyerobot antriannya. Tangan berwarna coklat terang yang nampakkan otot – otot tersebut menyodorkan segelas susu tepat didepan sang gadis, sebuah senyum yang terlihat meneduhkan tergambar diwajah laki – laki itu. Namun, gadis tersebut sekali lagi tertegun didepannya. Selama beberapa detik ia hanya mematung tanpa menggerakkan tangannya sedikitpun untuk menyambut susu yang diberikan kepadanya.
“Nona, ini susu untukmu” sebuah jentikan jari dan suara pria tersebut menyadarkan kembali dirinya yang ia sendiri tak sadar sejak kapan mulai mematungkan diri. Gadis manis berkuncir kuda yang kini mengalungkan earphone yang semula terpasang di kedua telinganya itu mengambil susu yang disodorkan pria dihadapannya.
“H - hamsamnida…” ucapnya tergagap tanpa memandang kembali pria jangkung didepannya.
“Okay. Kita berjumpa lagi ya, Nona. Semoga suatu saat nanti kita bertemu lagi, nona Quin Rie” laki – laki tersebut mengatakannya sambil berlalu dan melambaikan punggung tangannya untuk Quin Rie, panggilan gadis bernama lengkap Park Quin Rie.
“Huh? Bahkan pria itu tahu namaku? Bagaimana dia bisa tahu?. Heol, siapa pria tampan misterius itu?”
Gadis itu hanya memperhatikan punggung laki – laki misterius yang ditemuinya dua kali hari ini, dan lelaki jangkung itu mengetahui namanya. Diam – diam sang gadis berharap dipertemukan kembali dengan pria yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. 

You Might Also Like

0 komentar