KAU dan REMBULAN
June 30, 2013
Langit mulai menunjukkan keindahan malam,
Malam yang terhias oleh kerlipan bintang tiada henti
dan sinar rembulan pengganti matahari.
Matahari telah pergi berganti tugas dengan sang dewi
malam,
Rembulan.
Sinar rembulan amat menjalak hati malam ini;
Mengajak siapapun untuk menikmati.
Bulan melalui sinar yang memantul kewajahmu telah
mengambil seluruh perhatianmu malam ini,
Kau tatap bulan lekat-lekat; wajahmu semakin
menghangat seiring terpaan sinar yang menghantam.
Disana, kau melihat
segerombol peri.
Mereka..
Mereka gerombolan
tinkerbell
Tak hanya itu;
Ada beberapa peterpan pula
disana
Ya,
kau namai mereka
tinkerbell untuk peri-peri kecil perempuan;
sedangkan peterpan
untuk peri-peri kecil laki-laki.
Gerombolan peri-peri diatas sana menyanyikan sebuah
lagu.
Kau semakin memantapkan indera pendengaran dan
penglihatanmu;
Memperjelas keindahan yang terjadi dilangit sana.
Ah, kau tak juga kunjung tahu apa yang mereka
nyanyikan,
Tak pernah kau tahu nyanyian mereka dibumi.
Dua
ekor tinkerbell tampak semakin mendekat kebumi.
‘Apa
mereka menuju bumi?’ katamu.
Benar. Dua ekor
tinkerbell itu menjulurkan tangan-tangan mungilnya;
Mengajakmu menghempas
angin malam,
Meninggalkan bumi,
Menuju malam lebih
dekat.
Dua tinkerell itu meraih telunjuk-telunjukmu
Kau mendapat kerlipan disekujur tubuhmu
Dan
Kau merasa tak lagi menginjak pavingan taman yang
dingin.
Semakin hangat…
Kau merasa semakin dekat dengan rembulan.
Disana kau bergumbul dengan sekawanan tinkerbell,
peterpan, dan para bintang yang ternyata dapat tersenyum manja.
‘Dimana rembulan yang besar dan hangat itu?’ tanyamu
pada salah satu peterpan
‘Rembulan itu ada padamu’ jawabnya.
-0-
0 komentar