Parfum Gulali (Bagian 7)

October 26, 2013



Casts: Ahn Seung Ah, Kim JoonMyun, Kim MinSoek, Do Kyungsoo, Kim JongDae
==============================================================

“Hey, pemalas. Bangun!” Tiba-tiba tempat tidurku terasa sedikit miring ke kanan. Seseorang duduk di sudut kanan tempat tidurku. Itu sudah jelas.

“Ngapain sih pagi-pagi gini? Suaramu seperti speaker, tau!” aku membuka mata yang masih sedikit terpincing kepada seseorang yang kini duduk disamping  kanan tempat tidurku.

Jong Dae tertawa lepas dan keras, ia memang selalu tertawa seperti itu. Lebar dan memekakkan telinga. Ia terus-menerus menggoyang-goyangkan tubuhku ketika aku hendak mengatupkan kembali dua kelopak mataku dan menaikkan kembali selimutku.

“Ayolah bangun, tuan putri.” Ia masih tak menyerah menggangguku agar terbangun. Aku tak mengacuhkannya sama sekali, dan berupaya memejamkan mata. Yang aku butuhkan hari ini adalah tidur seharian karena kemarin jadwal syutingku benar-benar menguras tenaga dan waktu hingga membuatku pulang pukul 2 pagi.

“Jong dae-ah, ngapain pagi-pagi kau kerumahku? Biarkan aku tidur. Pleaseee” aku mengucapkannya dengan mata tertutup.

“Baiklaaaahhh…” ucapnya. Aku merasa lelaki berisik itu tak lagi duduk disalah satu sisi tempat tidurku, ia melangkah pergi. Syukurlah.

Semenit kemudian, telingaku menangkap suara keras yang ternyata bersumber dari televisi yang berada di seberang tempat tidurku. Jong Dae jelas-jelas menekan volume televisi itu hingga mendekati maksimal.

“Demi Tuhan, Jong Dae … ini masih pukul 4 pagi!!!!” aku melempar salah satu boneka beruangku padanya. 
Namun ia balas menatapku seakan berujar ‘Problem??’.

Oppaaaaaa, usir Jong Dae dari sini!” aku berteriak frustasi
Sejenak kemudian, Chanyeol berteriak,

“Bagaimana bisa aku mengusir teman baikku, Eunji-ah?. Lagipula pamali kalau seorang gadis bangun siang sepertimu, tau!”

Aku mengambil ponselku yang tergeletak disamping tempat tidurku. 04.00, itu waktu yang kudapati. 
Penglihatanku tak salah.

Siang? Bukankah ini masih pukul 4 pagi? Ada apa sih dengan orang-orang ini?

Jong Dae tersenyum penuh kemenangan mendengarnya. Oke, bahkan Chanyeol pun memihak kepadanya.

Fineee, kau berhasil menghancurkan jadwal tidurku, Jong Dae-ah. Kau puas sekarang?!” aku menggertaknya. Namun lelaki itu semakin memamerkan deretan gigi putihnya padaku.

“Ngomong-ngomong, hari ini kau harus dandan dengan cantik. Sekarang kita berangkat bersama ke taman favoritmu yang dekat komplek itu. Chanyeol hyung yang mengajaknya.”

“Memangnya ada acara apa, Jong Dae-ah?”

“Kau lupa ini hari apa?” Aku melihat Jong Dae yang melebarkan diameter bola mata hitamnya sekian milimeter ketika aku menggelengkan kepalaku.

Memangnya ini hari apa?.

“Sekarang hari senin, Bodoh.” Jongdae menjitak kepalaku hingga wajahku hampir menyentuh lutut.

Sial!

Pagi-pagi aku sudah dikerjai oleh manusia troll macam Jong Dae. Aku lempar bantal, guling, juga tiga bonekaku kearahnya hingga laki-laki itu keluar dari kamarku. Dengan tawa liciknya yang berisik.

~

Secara tiba-tiba sekelompok pengamen jalanan menyanyikan lagu ulang tahun didepanku ketika Chanyeol memintaku menemaninya bermain basket bersama Jong Dae pukul 5 pagi hari. Aku yang masih setengah sadar karena bangun tidur, mencoba mencerna apa terjadi didepan mataku saat ini.

“Selamat ulang tahun, Eunji-ah.” Jong Dae mendatangiku dengan badannya yang penuh keringat.

“Selamat ulang tahun, Park Eunji.” Chanyeol menyusul dari belakang dan duduk disampingku, ia sengaja menempelkan lengannya yang berkeringat pada lenganku yang masih berpiyama. Kontan aku bergidik ketika keringat Chanyeol meresap di kain pajamaku. Membuat sebagian lenganku ikut basah dan lengket.

Eugh!. Minggir, Oppa. Menjijikkan!”

Pengamen itu masih menunjukkan keahlian mereka menyanyikan beberapa versi lagu ulang tahun didepanku. Membuatku terpukau.

“Kalian yang menyuruh mereka?” Dari kedua sudut mataku, dua lelaki yang kini duduk di kanan dan kiriku menganggukkan kepala mereka.

“Keren, kan?” Suara Jong Dae membuatku menoleh kearahnya.

“Terimakasih, Jong Dae-ah.

“Tak ada ucapan terimakasih untuk Oppa-mu?”

Aku mencium singkat pipi Chanyeol dan mengucapkan terimakasih padanya.

Setelahnya matahari mulai menyinsing naik. Aku yakin hariku akan indah untuk sehari ini.

.

Kulihat Chanyeol membawa sebuah kue ulang tahun dengan dua lilin putih dan dua lilin merah diatasnya.

“Selamat ulang tahun ~ . Selamat ulang tahun ~” ia bersama teman-teman lain menyanyikan lagu itu untukku.

“Kenapa lilinnya cuma empat buah?”

“Kau benar-benar tak bisa menebak kalau dua lilin merah dan dua lilin putih itu artinya 22?” Jong Dae mengacak rambutku pelan. Gemas.

Acara ulang tahunku hanya dihadiri oleh beberapa kawan saja, itu pun mereka pamit pulang setelah waktu menunjukkan pukul 9 malam. Meskipun pesta sudah usai, energi yang dimilik Chanyeol dan Jong Dae seakan tak pernah habis. Mereka masih senang menyanyikan berbagai lagu terutama lagu ulang tahun untukku.

Meskipun hanya mereka berdua, namun nyanyian merek terasa sudah memekakkan telinga karena suara mereka yang seperti terompet berisiknya. Aku tersenyum memperhatikan dua manusia berjakun itu dalam diam. Membiarkan mereka memeriahkan pesta kecil ulang tahunku dengan kebisingan mereka malam ini.

.

“Eunji-ah, bisa kita ngobrol sebentar?” Kata Jong Dae tiba-tiba

Chanyeol mendorong tubuhku kearah Jongdae dengan smirk menyebalkan miliknya.

“Boleh.” Jawabku singkat seraya menjajari langkah Jongdae.

Jong Dae membawaku menepi di dekat air mancur yang ada di taman itu. kami berdua duduk bersisihan dalam diam. Jong Dae masih belum membuka obrolan kami, sedangkan aku masih malas memulainya. 
Terlebih gemericik air dan butiran bintang yang berkerlipan diatas sana lebih menarik perhatianku.

“Eunji-ah …” Jong Dae akhirnya memanggilku setelah sekian lama kami saling duduk berdiam diri.

“Ya?” Aku memandangi dua manik hitam mengkilat itu dengan tenang dan sabar. Bibir Jong Dae membuka dan menutup seakan hendak merangkai kalimat yang pas untuk mengatakan sesuatu yang penting.

“Apa yang mau kamu bicarakan, Jong Dae-ah?”

“Menurutmu bagaimana cerita cinta yang kau idamkan?” Jawab Jong Dae.

“Hmmm, pertanyaanmu lumayan aneh, tau.

Aku mengadu dua alisku dan mempertajam mataku pada dua manik milik Jong Dae, ia terlihat kikuk. 

Pertanyaan Jong Dae memang lumayan aneh dan susah, aku tak pernah memikirkannya sebelumnya. Aku mengalihkan pandanganku dari Jong Dae, Kukerucutkan bibirku sembari menelengkan kepalaku ke arah kanan dan melihat kearah langit seolah disana terdapat jawaban yang aku butuhkan.

“Aish, pertanyaanmu susah dan aneh, Jong Dae. Memangnya kenapa sih? Kau sedang jatuh cinta?” Tak kusangka wajah Jong Dae memerah setelah aku menyanyakan hal itu padanya.

“Sudah jawab saja pertanyaanku tadi.”

“Bagaimana ya? Sepertinya kisah cinta karena pandangan pertama sangat romantis.”

“Oh, jadi kau suka kisah cinta pandangan pertama ya?”

“Hmmm, bisa dibilang begitu. Kau sendiri?” Aku balik menanyainya. Tanpa aku ketahui alasannya, aku juga ingin tahu kisah cinta seperti apa yang diidamkan oleh sahabat Park Eun Ji ini.

“Aku tak begitu yakin. Bagiku mencintai itu berhubungan dengan feeling, jika sekali bertemu aku sudah menaruh feel pada gadis itu maka bisa dibilang aku jatuh hati padanya. Namun, terkadang butuh waktu juga untukku menyadari bahwa aku memiliki feel yang dalam pada gadis itu.”

“Jawabanmu cukup impressif juga.” Kemudian aku tertawa setelah mengatakannya.

Bukan maksudku mengejek Jong Dae karena kata-katanya, tetapi aku merasa itu lucu ketika melihat wajah seorang Jong Dae yang menurutku selalu mengundang tawa, juga hobinya yang ngetroll itu tiba-tiba mengeluarkan kata-kata bijak.

“Kenapa kau selalu menertawaiku sih, Eunji-ah. Apa aku seperti badut bagimu?”

“11:12 lah sama badut, Jong Dae.” Aku semakin terkikik dibuatnya.

“Nih, kado buat kamu.” Jong Dae menyodorkanku sebuah kotak segi empat yang lumayan mungil. Membuat tawaku seketika mereda.

“Aku buka ya, Jong Dae?” dan lelaki itu hanya membalasku dengan anggukan saja.

Sebuah gelang berwarna putih dengan sembilan huruf membentuk namaku, Park Eun Ji, melingkar indah ketika kukenakan di tangan kananku. Tiap huruf itu memancarkan kilauan permata imitasi (pastinya) yang membuat gelang itu semakin indah.

“Wah, Indah sekali. Terimakasih, Jongdae-ah. Kau sahabat terbaikku.” Ucapku padanya. Masih dengan memegangi kilauan yang dimunculkan oleh kesembilan huruf itu. Aku selalu senang apapun yang Jond Dae berikan untukku.

“Eunji-ah, apa kau tak pernah berfikir akan mencintai sahabatmu sendiri suatu hari nanti?”

Ucapan Jong Dae sontak membuat seluruh perhatianku kembali ke kedua matanya yang tak sedang menatapku itu. A…apa maksud perkataan si troll ini sih?

“Jong Dae-ah, lihat mataku.” Dan dia menurutiku, memperhatikan mataku dengan kedua matanya. Disana aku melihat dua matanya semakin bersinar dari beberapa menit yang lalu ketika kami berdua duduk di sini.

Dia sungguh-sungguh.

“A … Apa maksud pertanyaanmu tadi, Jong Dae-ah?” Tanyaku kembali tanpa mengalihkan pandangan mataku sedikit pun darinya.

Namun, pertanyaanku itu dijawab dengan sengatan hangat di bibirku dalam waktu singkat. Membuatku terkejut dan linglung atas apa yang baru saja terjadi.

~*~

Aku menimang-nimang kembali parfum gulali yang sekarang sudah terisi penuh lagi, pertanda bahwa perjalananku akan berlanjut dan kisahku sebagai seorang Park Eun Ji sudah waktunya kuakhiri.

Segala yang aku dan Jong Dae lewati 10 menit lalu masih melekat erat di memoriku. Bagaimana lelaki itu berkata ‘Saranghae’ dengan pipinya yang bersemu merah.

Aku mengantuk, tapi aku harus bergegas menyemprotkan parfum itu sebelum terlelap. Aku sudah rindu dengan hari-hariku sebagai Ahn Seung Ah. Aku ingin menjadi Ahn Seung Ah lagi.

Terimakasih telah memberiku hari-hari yang berarti, Kim Jong Dae. Dan juga Park Chanyeol.

***

You Might Also Like

4 komentar

  1. Ommo, Li-aaaahh >.< bahkan setelah Eun Ji mendapatkan ciuman Jong Dae dia harus menyemprotkan parfum itu lagi dan berubah jadi orang lain??
    sebenernya jadian sama sapa ntar? >.<
    Update, update, update :o

    ReplyDelete
  2. nah, ini. bodohnya aku itu kenapa Xiumin aku taruh di awal-awal ya, Tun. tinggal D.O di part terakhir, eottokaeee??? T.T *yang nulis bingung.
    tapi Eun Ji gak bilang nerima cintanya Jong Dae, loh. fufufufu

    ReplyDelete
  3. Huahahahaha...
    Lia bingung gimana buat endingnya.
    Ah D.O selalu merusak imajinasi sih. Mukanya yg imut itu gak pantes buat jadi manly seperti member yg lainnya.
    Aigoo..kasian JongDae.
    Well aku gak memaksamu untuk menyajikan ending yg fantastis. Tidak jg memintamu untuk cepat mengupdate series ini krn D.O si perusak imajinasi yg akan menjadi tokohnya. Hihihi
    Anyway semangat.
    Kiss&Hug :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. wwaaaaa, thanks komennya. D.O ancen ngerusak imajinasi kok gr2 muka imutnya. jdi ak bingung ntar endingnya harus D.O ato gimana

      Delete